Blogger templates

Kutemukan dirimu di ujung pencarianku, Geulis..., Taya niat akang salian seja Ngabagjakeun Salira, Akang nganti Salira di Tatar Pasundan. Pulanglah sayang...!!!. Teuteup potret nu aya, antebkeun rasa ngawang-ngawang, Galih kasono pangubar rasa nu kumacacang , Riwayat urang mangsana pinuh kabungahan lan kabagjaan . Junjunan...Urang Tumiba dina Bagja salawasna. _/\_

Selasa, 19 November 2013

Rumpaka Rasa Jiwa

Rumpaka rasa jiwa ngalayang hibar ka anjeuna,
nyukma ngahontal patarema rasa anjeuna, nganjang ku hyang,
nalikeun layeut asih nu kapentang anggang, waruga nyila sangsaya,
hate maligiran songsoleya, kanya'ah pinanggih rugakna tresna,
buncar di satengahing marga, katineung ngentreng dina manah ayeuna.
Duh. . . Gamparan rasa

Senin, 11 November 2013

KACA CINTA PERANG RASA



Dan pernahkah kau merasa terhenyak kala membaca serangkaian tulisan yang trengginas?
Atau perpaduan warna dari lukisan yang laksana hidup?
Atau pula mendengar alunan nada yang menerbangkanmu terawang-awang di langit, menangis, dan tertawa?
Itulah dia sentuhan tangan-tangan Tuhan yang kumaksud

Tapi kuyakin tak ada seorangpun yang mampu menyerap keindahan nyata dihadapanku
Memancar, membetot semua indera
Inilah alam dimana rasaku telah masuk pada alam di kidung asmaragama, 
yang disemaikan iolehmu wahai wanita kasihku

Semilir angin ketika berhembus,
menggenapkan segala pesona
Membius akal dan merehatkan segenap rutinitas hidup yang kadang terasa pengap
Tak satupun penulis,
pelukis,
penyair yang mampu merangkainya dalam satu karya multi indera

Detik-detik berlalu ketika kusadari aku kini sendiri menikmati keindahan alam ini
teringatku sebentuk raga yang mengejawantah disamping
Berwajah putih bersih, bening tanpa cela, seorang perempuan berparas pualam
adindaku yang tersayang

Biasanya ia menyemarakkan dunia jiwaku dengan suara emasny
Menemani jiwa yang kosong dengan puji-pujian untukNya
Atau melemaskan tubuh melalui alunan irama manjanya
Bersenandung dalam balutan nada yang menyejukkan
Menyampaikan suara langit, mendamaikan jiwa yang bergelora cinta

Tapi kini, tak seperti biasa, ia memilih bungkam seribu bahasa.
Semenit, dua menit, kutunggu, tapi tetap tak kunjung terucap jua kata-kata. Hingga waktu berlalu, hanya keheningan yang merambat,


Lengang, sampai suaranya hilang, ditelan Kemunafikan rasa cinta yang disimpan demi suatu kehormatan,*katanya

"Percayakah engkau bahwa setiap manusia diciptakan berpasangan? Yakinkah engkau ketika seorang manusia lahir, ada jiwa lain yang telah berjanji suatu saat kelak, di suatu tempat, bertemu dan mengikrarkan diri untuknya? Sebentuk pasangan jiwa?
Kata-kata itu meluncur darinya, saat berdua ia berata-kata bersayap, menafsirkan makna terpapar
Berkelindan dalam imajinasi menembus arti terbening yang pernah ada
Dan aku pun tergagap, tak tahu bagaimana harus menjawab,
Hanya mampu membalas ungkapan cinta yang terikhlas,

"Dan setujukah engkau bahwa hubungan suami istri bukan sekadar hubungan jasmani, tetapi juga hubungan rohani, pikiran, dan perasaan? Perkawinan bukan hanya menjadikan suami istri bersebadan, tetapi juga harus menjadi sehati, sepikiran, dan seperasaan. Tujuan perkawinan adalah menciptakan sakinah dalam rumah tangga. tanyanya lagi. 


Aku pun semakin bungkam. Dicecar pertanyaan yang tak pernah kusangka akan terucap darinya, wanitaku berparas pualam
Tapi hanya sejenak, ia kembali terdiam seribu kata.
disertai alunan jawabanku yang sederhana " Kuserahkan segalanya pada Tuhan, Bahwa aku hanya menjalankan, menyambut kasih sayangmu dengan keikhlasan "

Wajah seputih pualam menjadi membeku. Tercipta jarak yang tak kasat mata, tapi jelas terasa. Ia menarik diri dari kenyataan hidup, ketika untuk sesaat menampilkan apa yang hendak terungkap. Sebentuk impian, harapan dan asa, tersemburat dari serangkaian pertanyaannya. 



Pertanyaan? Hmm...sepertinya aku salah. Ia agaknya tidak menanyakan apa pun. Kalaulah ada kata tanya dibalik ucapannya, mengkin sebentuk retorika semata.

Biarlah ia tenggelam dalam dunianya. Bercengkrama dengan kegalauan mau pun kegundahan yang merajai dihatinya. Tak hendak kuriuhkan dengan keberadaanku

Aku percaya, tanpa petatah-petitih dariku pun, ia akan mampu menemukan jawabnya. Karena ia terlahir sebagai seorang perempuan. Makhluk yang diciptakan Tuhan dengan beribu pesona dan berjuta kebijaksanaan. dan semoga ia mengerti akan perasaan yang penuh keikhlasan.

#Perempuan, dari kata dasarnya, memang sosok yang memiliki kualitas seorang empu, tak hanya memiliki rahim yang mampu melahirkan makhluk hidup, tapi juga memiliki rahim yang mampu melahirkan kebijaksanaan tak berbilang


Perempuan berparas pualam, kini saatnya kutinggalkan engkau sambil berbisik: "Bersenandunglah (agar) seluruh dunia menjadi penuh warna, (hingga) tidak ada satu pun nada yang tertinggal. (Berikan) sebuah arti bagi dunia, irama syahdu yang terlahir. Tenggelamlah ke dalam harmoni yang datang dari langit. (Yakinlah) semuanya begitu berarti, lalu engkau pun akan menyatu dengan melodi.

Perempuan berparas pualam, kau telah mengajarkan senandung itu padaku.

"Terima kasih dari jiwaku yang terdalam, untukmu kasihku yang telah mengajarkanku untuk mengambil esensi dari proses penyatuan cinta dan kasih sayang"

~Namun Maaf bila Syair ini terciptakan, 

Untukmu wahai perempuan yang hadir di kasih sayang

" KACA CINTA PERANG RASA "

Genderang perang bertalu
hempas saja bimbang dalam langkah
memaksa untuk memilih
senjata mana yang kan kau angkat
semua mempunyai efek mematikan
dalam prosesi maut yang menjemput
siapkan altar tempat kau terbujur
ataupun bersorak tujuh macam bunga
tujuh mata air, dan...
tujuh penghianatan
yang kau usung
yang jadikan kau Wanita yang penuh angkara keduniawian
demi apa kau hanguskan dupa ini?
untuk apa kau tebas tunas ini?
demi secawan darah pereda haus keduniawianmu?
untuk sepiring daging pereda nafsumu?
atau penyukup segala kemewahanmu?

Kelam dalam amarah pekat karena sesat
tak terjamah kerlip dalam mata hati
tak tersentuh rinai dalam sanubari
kering karena gersang yang meradang
merangas hanya nafsu yang berjaya
dihimpit dadu tanpa noktah...
Leburkan bunga cinta yang merekah

Engkau kini yang jengah,
karena sederhanaku dalam berperang menjalani hidup di dunia,
tanpa kemewahan,
tanpa keambisian meraih harta dan tahta,
tanpa keraguan aku tetap sang kesatria,
yang dengan kesederhanaanku,
Aku tetap sang Cinta yang ada di hatimu,
yang takan hilang sepanjang waktu.

Maafkan segala salah yang pernah terlakukan,
dariku yang berkaca pada kehidupan

SYAIR KOSONG

Kenapa di Oktober tak ada Syair di blog, karena di oktober ada sidia
Nyi Mas Ayu Kusuma yang mengisi hari hariku, dan syairku langsung ku ucapkan padanya dan di jejaring sosial facebook"
November hancur berantakan tak menyisakan,
dan inilah syairku 
"Aku yang terpenjara dan menyandarkan kehidupannya pada mata kail kenangan.. namun, bukankah selalu ada batas, meski untuk jiwa yang paling amarah sekalipun..? "

Kamis, 07 November 2013

PUISI CINTA SYAIR JIWA

Tiada mungkin engkau ku payungi
sedang hujan itu adalah air matamu
seperti enggan ku redam
sedang yang terbakar adalah lubuk hatimu
engkau laksana terkurung di gedung nan berkobar
aku di luaran akankah sanggup ulurkan tangan
sedang di tiap-tiap sisi hati masih terkunci
aku bak kau beri beribu rasa dosa
sedang jawaban terdiam di kediamanmu,..

Puisi cinta tercipta
saat aku menemukanmu dengan cinta
Syair Jiwa terwujud
saat kau mengakrabkan aku dengan rindu
kuhadiahkan kesetiaan dengan kalungan
ketulusan kasih sayang,
sebab kumenemukanmu di ujung pencnarianku,

Jangan kau terus diam
sementara dibalik senyummu kaupun rindu
senyum hangatku takan berubah untukmu cinta.

Diri Kaulaning Gusti


Gusti wiati pangarti
Nu sajati mariksa ati
Nu rancage ngawasa simpe hate
Nu ngatur sesa umur
Nu suci ngaraksa wanci
Salawasna hirup jeung pati moal pahili
Nya diri kaulaning Gusti,
Sasadu taya deui iwal ka Gusti,
sangkan Bagja, Waluya Mulya di Dunya nepi ka jaga 

di Yamil Ahir.
Rahayu kalayan Nyakseni


~~~~
Aduhai Dzat yang Menggengga nyawaku
ringankanlah Insan yang berbeban
agar Engkau teguhkan dan bersabar,

Mudahkanlah jiwa yang susah
meski karenanya semestinya kami berserah,

Lapangkanlah yang dalam kesempitan
Yang semestinya kami Ikhlas,

Berilah siratan bagi kami yang sombong
agar kami tunduk dan sujud,

Dan berilah petunjuk bagi kami yang khilaf
agar kami bertaubat,-

Selasa, 05 November 2013

NGAHANJUANG BODAS

Tingtrim Ati ngagalincing di lungkawing diri, 
Meuntas sasak nyawa reujeung rasa,
saksrakan nu kamari pinanggih wening,
kiwari pendak dodoja,
duh..... gamparan rasa cangcaya,

Rempeg nyangsaya nu kapentang asmara,
kasongsoleya ngaruntuy ka diri Sungkawa,
nu keur naratas niti Nata Kusuma
Wakca balaka muntangkeun hemanna dalingding manahna rasa,
kalayan daria.... taraje hate sungkem neda hampura,

sinjang kebat ngait di lamping curugan,
solendang ngayun kaheman,
dangdaunan maluguran,
oyag-oyagan katebak angin nu mirigan,
Katingtriman sangkan mulang kasorang
rehna layeutna Asih enya silih asih saestu,

Tingtrim di lungkawing lalamping,
curugan cai nganteur kawening,
nyuSUL rampes mieLING mamanis,
Sampurasun dawuh timalan kulan,
sangkan waleran "kah"-na salira nyarengan,
Kapercantenan Asih nu nyanding ngadangding dina rasa urang duaan,
Rahayu gamparan....! _/\_

DERA UJIAN KEHIDUPAN

KeTANGGUHANku terus dalam dera ujian,
Terpikirkan beribu cara kemampuanku untk memecahkan persoalan dalam suatu keadaan yang bermacam-macam dan dalam situasi nyata,
kecerdasan dalam pengolahan ulang memamah ke setiap celah,
terlebih disaat pergantian antara siang dan malam senja yang seolah turut buram,
dan kala dini hari saat terjaga berserah pada keagungan tuhan,

~di senja ini ku haturkan ucapa syukur pada-Mu wahai Pemilik semesta Alam,
dengan ke khusyuan ku lagamkan surah Nariyah ba'da Asyar.
berkah-Mu ku dambakan.

#Pondok Pelangi, November 2013

Senin, 04 November 2013

ISTIQOMAHNA SALIRA UGERAN JATI-NA CINTA

Rumingkangna kalangkang
asa ngolebat,
rumenghapna katangen na poe nu simpe
duh ,tresna teh endah
nu diwincik ku iman jeung kaheman

Sanggeus midangdam katugenah
balebat ngincid ka landeuh,
aya hariring jempling katineung
ngageuing diri pinasti patelak jeung harti
Akang surti cicingna salira nyucikeun asih nu saestu sa-jati

Lian ti saniskara tandanu ngahurup
dina raca tapak ciri sabot lampah
remen teu kebat ku mangloh
Asih anjeun kapegat ku istiqomah

wiujeung wengi, ceuk mangpirang kotretan
Wilujeng siang, ceuk mangpirang seratan
ka salira dina satiap emutan
mangsina lir getih nu sumarambah
tina tatu kana urat-urat saban wayah
gurat tresna kakasih kapirig ku istiqomah

didieu, teu weleh aya katineung
pikeun ngalinjing males kakangen
melak ungkara nahan kasono ka salira
nu tigin kana istiqomahna rasa

wilujeung wengi, ceuk harewos
Wilujeng siang, ceuk gerentes
tina kalender nu angkana maluguran
kana kakosong nu saules
jeung geter nu remen jadi angkeuhan
Salira mendak sagara kaimanan
rehna urang teu meunang papacangan
sateuacana urang rimbitan


moal jalir jangji tina ucap nu kantos ka kedal
sayaktosna akang pinasti datang
nyumpingan salira mundut ka kasepuhan
ngawaris nyampurnakeun kaimanan

cikaracak tina juru mata poe
ninggang batu dina lungkawingna hate
laun-laun jadi helok, miring nu sakapeung nalek
Deuh, sukma nu ngamangandeuh
Na landeuheun lilinduh jalan satapak
Nu ditaratas karuhun
sumuhun akang pinasti sapun sampurasun
ka bumi salira nu nganti urang nanjak ka bale nyungcung

Namung tong nabeuh bangbaluh
Saban reureuh lengkah keuna ku pitapak
Balas meungpeun ku paralun
Sanes akang taya pangajen
Namung galih kasono teu weuleh nyangkrung


Sanggeus sakabehna kedal
ukur simpe nu demit
seseleket dina kesetan piul
lir wawakil hiji sora
nu leungit tina wirahma
pamundut akang anger kawas biasa
Patarema rasa ngawahangan wayah di unggal poena
teu ka silih ku kaistiqomahan salira
ja akang oge uninga wates-wates ugeran agama.

~mungkas seah jero dada, musabab salira kiwari robih cara nembongkeun cinta nu aya.

Aya jeung euweuh
silih bageakeun galeuh
nu langgeng ngajirim cinta
berkah ridho-Na
ja eta sami paniatan akang ti semet uninga

kalangkang daun jadi tilam tatapakan batin
nu saterusna ukur silih lelebah
timbangan wawanen reujeung guligah
Akang pinasti datang dina mangsa nu di teda ku Salira


Rahayu asih sa-jati urang manunggal jiwa salawasna
~Pamugi di kawitan taun awal ieu, 1 muharam 1435 H, bagja urang ngahiji jadi ugeran jangji nu ngabukti kersaning Illahi Robbi, sareng ka-asup golongan muslim jeung muslimah nu sholeh jeung Sholehah.
Amin ya Allah yaa Robbal Alamin.

#Selasa, 5 Nov '13 . 02.30 WIB